Jumat, 10 Juli 2009

Sabtu, 04 Juli 2009

pariwisata

Pariwisata di Perancis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Chateau Josselin, di Brittany, Perancis.

Perancis menarik lebih dari 60 juta wisatawan setiap tahun (sama banyak dengan populasinya), membuatnya sebuah tempat tujuan wisata paling populer di dunia. Namun belakangan ini kepopulerannya mulai berkurang dengan meningkatnya kepraktisan negara-negara di Eropa Timur yang lebih murah.

Perancis merupakan merupakan negara wisata klasik. Tempat ini menawarkan barisan gunung, pesisir seperti Brittany atau sepanjang Laut Mediterania, kota-kota yang kaya akan warisan budaya, château (kastil) seperti Versailles, pedesaan, "vineyard" di Burgundy, dan kota Paris dengan Louvre, boulevard, menara Eiffel, Arc de Triomphe dan katedral Notre-Dame.

Perancis juga terkenal dengan minuman anggur (Wine) nya yang berkualitas tinggi serta seni memasak/ kuliner nya.Salah satu makanan populer dari perancis adalah Escargot.

Di bagian timurnya ada beberapa tempat resort ski di Alps. Kota terkenal lainnya adalah Avignon dengan istana Paus, Arles, Aix-en-Provence, Marseille, Nice, Orléans di Sungai Loire, Toulouse di Garonne, Strasbourg di perbatasan dengan Jerman, and Lyon.

Wisatawan dari Inggris banyak menghabiskan musim panas mereka di Lembah Dordogne, orang Spanyol berwisata di Biarritz dan St Jean de Luz di pesisir Basque, dan orang Irlandia sering mengunjungi Lourdes.

Perancis juga memiliki kereta kecepatan tinggi yang disebut TGV (train à grande vitesse) dan juga pelayanan kereta untuk regional yang dioperasikan oleh SNCF (jawatan kereta api Perancis).

Banyak yang berspekulasi bahwa bila wisata sampai berhenti ekonomi akan menderita besar dengan kemungkinan kehancuran ekonomi. Hal yang sama juga mungkin dialami Spanyol dan Italia di mana ekonomi mereka banyak tergantung pada wisata dan jumlah uang yang dibawa per tahunnya.

islam dan paris

Apa bentuk hubungan antara agama Islam dan masyarakat Eropa? Adakah Islam Eropa? Apa status agama Islam dalam hubungannya dengan instansi pemerintah Eropa dan Perancis? Dari sudut pandang demografis, kehadiran komunitas warga beragama Islam tidak dapat disangkal. Islam sudah berakar kuat di Eropa.

Orang muslim di Eropa tidak semua datang dari luar, sebaliknya, banyak di antara mereka lahir di Eropa. Ciri¬ciri kaum muslim di Eropa sangat tergantung pada sejarah negara Eropa masing-masing. Di Jerman, kebanyakan kaum muslim berasal dari Turki, di Perancis dari Mahgreb (Afrika Utara), di Inggris dari kawasan India-Pakistan. Kaum muslim di Eropa, menuntut hak mereka sebagai warganegara dengan kritis. Sebagai warganegara yang beragama Islam, mereka menolak untuk dianggap sebagai warganegara kelas dua.

Di tahun 70-an, jumlah masjid atau musholla, tempat shalat umat Islam di seantero Prancis barn berkisar selusin. Tapi saat ini? Lebih seribu bush! Itupun yang delapan termasuk masjid raga, dengan daya tampung lebih 1000 orang sekaligus. Islam kini menjadi agama terbesar kedua di Prancis setelah Katolik Roma. Jumlah persis pengikutnya memang belum bisa dipastikan karena di negeri itu mencatat agama seseorang dilarang, termasuk dalam sensus penduduk. Data agama ini didasarkan jumlah imigran saja, yang memang hampir pasti seratus persen warga muslim.

Dibanding negara Eropa Barat yang lain, Prancis mememiliki keunikan. Disinilah ‘nilai-nilai’ Eropa lebih nampak dijaga. Rakyat Prancis dikenal tidak gampang meniru gaga hidup. Masih ada kebanggaan sebagai Prancis, yang cara pandang dan sikap hidupnya dijadikan panutan di Eropa. Semacam masih ada kesepakatan untuk menjaga warisan budaya yang diilhami nilai Katolik Roma, sekalipun secara resmi mereka tidak mempraktekan ajarannya.

Kesempatan ke depan bukannya menyesuaikan Islam semata-mata terhadap masyarakat Eropa, tetapi juga menyesuaikan masyarakat Eropa terhadap Islam. Sikap diskriminasi terhadap orang muslim hanya dapat memperkuat frustrasi mereka dan mendukung proses radikalisasi beberapa kelompok. Jadi, yang dipertaruhkan adalah bagaimana jalan keluarnya untuk memberikan wadah terorganisir kepada kaum muslim di Eropa dan bagaimana membimbing Islam sebaik¬baiknya di Eropa dengan tujuan mengintegrasikan Islam dalam masyarakat Eropa secara adil. Kini, apabila kebanyakan pemerintah negara Eropa memberikan sumbangan untuk peribadatan semua agama, harus juga diakui bahwa Islam, secara umum, tidak dapat bagian yang signifikan. (Eno-LIP/MJ Magz)

Oleh ciptomx @ 11:04